Dalam pengajiannya menurut Kyai Rohib Ahsan saat subuh tiba, terjadi proses yang disebut "tanafas," di mana kehidupan mulai berputar,
udara segar muncul, dan bunga-bunga mulai mekar dengan keindahan dan kesejukan yang melimpah.
beliau juga menjelaskan bahwa waktu subuh merupakan momen di mana oksigen lebih banyak tersedia di udara, membuat udara terasa lebih segar dan menyejukkan.
"Makanya mahal subuh itu," ujarnya, tapi kita bisa mendapatkannya secara gratis. karena begitu berharga dan pentingnya waktu ini bagi kesehatan fisik dan mental.
Ia juga mengingatkan pentingnya mempersiapkan diri untuk menyambut waktu subuh, dengan bangun lebih awal sebelum adzan berkumandang.
Waktu satu jam menjelang subuh dianggap sebagai waktu yang paling ideal untuk memulai aktivitas sehari-hari.
"Itu waktu yang paling ideal, jernih cara berpikir, tenang," katanya. Dalam ceramahnya merujuk pada Al-Quran, khususnya Surah Al-Muzammil ayat keenam,
yang menekankan pentingnya waktu malam, terutama menjelang subuh, sebagai momen untuk refleksi dan ibadah.
Menurutnya, bagi mereka yang mampu bangun di antara sepertiga malam terakhir, terutama mendekati waktu subuh, mereka akan merasakan dampak positif pada jiwa mereka.
"Sentuhannya ke jiwa menjadi kuat," ungkapnya, menyoroti bagaimana waktu tersebut dapat memperkuat kondisi spiritual seseorang.
Ia juga menambahkan bahwa momen-momen ini dapat meningkatkan daya ingat dan kesadaran diri, menjadikan seseorang lebih peka dan tanggap dalam menghadapi tantangan hidup.
Dalam pengajianya Yai Rohib juga mengajak umat untuk memanfaatkan waktu subuh untuk beribadah dan memperbaiki diri.
Menurutnya, waktu ini adalah saat yang tepat untuk bermunajat dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Kembali ke Quran, waktu-waktu ini sangat diberkahi," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kualitas tidur agar bisa bangun sebelum subuh dengan kondisi tubuh yang segar dan bugar.
"Jangan tidur terlalu malam, usahakan tidur lebih awal agar bisa bangun saat subuh," beliau menyarankan agar umat menjaga pola tidur yang baik dan teratur.
Dalam pandangannya, mengingatkan bahwa subuh bukan hanya soal menjalankan ibadah salat, tetapi juga waktu untuk memulai hari dengan energi positif dan semangat baru.
"Subuh itu adalah awal dari peredaran kehidupan," tegasnya, mengingatkan betapa pentingnya memulai hari dengan kesadaran dan kebersihan hati.
Selain itu, Ia juga menyarankan untuk memanfaatkan waktu subuh untuk belajar atau mengikuti pengajian-pengajian ba'da subuh sebelum memulai aktifitas kerja.
Ia menekankan bahwa ketenangan pada waktu ini membuat pikiran lebih jernih dan mudah menangkap signal-signal alam.
Beliau menekankan bahwa kualitas hidup seseorang dapat meningkat dengan memanfaatkan waktu subuh sebaik mungkin.
"Kualitas hidup itu bisa kita tingkatkan dengan memanfaatkan waktu-waktu berkah seperti subuh," tambahnya.
Ia juga menyarankan untuk memulai kebiasaan ini secara bertahap, dengan membiasakan diri bangun lebih awal secara konsisten.
Ia juga mengingatkan bahwa perubahan besar dalam hidup seringkali dimulai dari langkah-langkah kecil, seperti membiasakan diri bangun subuh.
"Langkah kecil ini bisa membawa perubahan besar dalam hidup kita," katanya,
memberikan motivasi kepada para pendengarnya untuk memulai hari dengan penuh semangat dan harapan.
pentingnya subuh menunjukkan bagaimana tradisi Islam menekankan keterkaitan antara waktu dan kualitas hidup.
Ceramah ini juga mengingatkan kita bahwa ada nilai spiritual dan praktis dalam menjalani kehidupan sehari-hari,
yang dapat dimulai dengan langkah sederhana seperti bangun subuh dan memulai hari dengan doa dan refleksi.
Dengan pesan yang kuat dan inspiratif ini menjadi pengingat bagi umat untuk lebih menghargai dan memanfaatkan waktu subuh,
tidak hanya sebagai waktu ibadah tetapi juga sebagai momen penting dalam memulai hari dengan baik.
Pesan ini relevan bagi semua orang yang mencari keseimbangan antara kehidupan spiritual dan material dalam dunia modern yang sibuk.
baca selengkapnya..
Ada bentuk kegiatan rutin yang menjadi tradisi takmir Masjid Darussalam Tanjung setiap Jumat, yakni menghitung infak dari para jemaah.